
Bantul – Di erat Pantai Parangtritis, ada objek wisata sejarah yang seru didatangi. Inilah gua peninggalan tentara Jepang. Jumlahnya ada belasan dan masih kokoh!
Di perbukitan seribu yang berada di pesisir selatan Bantul, Daerah spesial Yogyakarta (DIY), menyimpan sejarah zaman kemerdekaan sekaligus keindahan alam. Belasan Gua (bunker) peninggalan Jepang masih kokoh berdiri di lokasi yang tidak jauh dari Pantai Parangtritis itu.
Bunker atau warga sekitar menyebutnya Gua yang pernah dipakai daerah persembunyian tentara Jepang ini terletak di Dusun Ngreco dan Poyahan, Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, DIY. Gua ini dibangun di atas gunung di ketinggian 400-an meter dan dibangun pada masa Perang Dunia II.
![]() |
Gua yang dibangun Jepang tak jauh dari pesisir selatan ini dulu berfungsi untuk pertahanan, persembunyian dan daerah pengintaian bagi tentara Jepang. Gua ini dibangun pada tahun 1942-1945 dengan memanfaatkan warga sekitar (pribumi) melalui kerja Romusha.
Setidaknya terdapat 18 gua yang terpisah. Gua ini terbuat dari beton dan mempunyai luas serta kedalaman lorong yang berbeda-beda. Di dalamnya ada daerah duduk, ada juga yang berfungsi untuk dapur, daerah pengintaian melalui lubang-lubang.
“Gua-gua itu untuk sembunyi tentara Jepang dulunya, juga untuk menyimpan senjata. Warga sini berharap sanggup dikembangkan jadi daerah wisata. Bisa berdampak pada kesejahteraan warga,” kata Suprihatin (37), warga sekitar lokasi Gua Jepang di Pundong, Bantul, DIY.
Di lokasi masuk are Gua ini terdapat keterangan tertulis yang terpasang di pinggir jalan. Gua Jepang merupakan bangunan peninggalan militer Jepang pada masa perang dunia 2 terutama untuk mengantisipasi serangan sekutu ke Jawa melalui Samudera Hindia. Luas keseluruhan area Gua Jepang seluas 12 hektar.
![]() |
Gua-gua yang dibangun di pegunungan ini sebagai taktik pertahanan. Antara satu gua dengan gua lainya dihubungkan dengan akomodasi jalan-jalan berparit. Di lokasi tersebut juga dilengkapi lapangan untuk upacara atau keperluan kemiliteran. Gua ini dibangun di sekitar pantai sebagai taktik untuk mengantisipasi pendaratan tentara sekutu disepanjang pantai maritim selatan.
Berkunjung ke lokasi ini, selain sanggup mengetahui sejarah juga sanggup menikmati indahnya matahari ketika kembali ke peraduanya. Di daerah ini juga terdapat lokasi yang dinamakan ‘Puncak Kayangan’ untuk menikmati senja. Hamparan pantai selatan Yogyakarta ibarat pantai Parang Tritis, Parangkusumo, pantai Depok terlihat begitu indah dari puncak tersebut.
“Tempat ini manis ada daya tarik lihat pantai dari atas. Sayang daerah ini kurang diekspose. Kalau dikembangkan harusnya wisata sejarahnya juga sanggup hidup, ini sanggup menambah wisata sejarah di Yogya. Pengunjung juga sanggup menikmati sunset yang indah,” kata seorang pengunjung, Edy Suryanto (42).
![]() |
Fasilitas untuk menjadi daerah wisata di lokasi ini memang belum memadai. Seperti keberadaan toilet hanya ada satu. Fasilitas pemandu wisata juga belum ada. Apalagi untuk menuju lokasi ini harus menyusuri jalan yang menanjak dan sudah beraspal. Suasananya masih sangat alami dengan nuansa pegunungan.
Sumber detik.com